Temuan survei menunjukkan bahwa kampanye terbuka tidaklah membantu partai-partai politik untuk memperbaiki posisi dan peluang elektoral mereka.
Dengan demikian, keriuhan rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh berbagai partai tersebut sesungguhnya lebih banyak dihadiri oleh pendukung partai yang sebelumnya memang telah memilih partai yang bersangkutan, bukan pendukung baru yang berasal dari partai pesaing.
Partai yang sebelumnya telah unggul, tetap unggul, dan yang berada di posisi tengah, tetap pada posisi semula.
Kampanye dua minggu nampaknya tidak banyak berarti. Kampanye yang berarti adalah yang lebih terencana dan dilakukan dalam kurun waktu yang panjang.
Ini terlihat pada Partai Demokrat yang telah kampanye secara sistematik sejak Agustus 2008 yang lalu. Demokrat naik dari 9% pada Juni 2008 menjadi 24% pada bulan Maret 2009, mengungguli atas Golkar dan PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan dan Golkar tidak mengimbangi kampanye panjang ini, dan karena itu semakin tertinggal oleh Demokrat.
Gejala yang kurang lebih sama juga dialami oleh Gerindra sebagai partai baru. Partai ini telah melakukan kampanye yang panjang, dan hasilnya terlihat, ia meninggalkan partai-partai baru lainnya.
Kampanye terbuka dua minggu juga gagal meyakinkan pemilih bahwa masing-masing partai punya program dan agenda berbeda.
Semua partai menawarkan janji yang sama, dan miskin strategi dalam meyakinkan publik, misalnya dengan menunjukkan bagaimana janji-janji itu dapat dicapai dengan cara yang masuk akal.
Hasil Survei yang diadakan oleh Lembaga Survei Indonesia Tahun 2009 :
1. Urutan Pertama : Partai Demokrat

2. Urutan Kedua dan Ketiga Partai

3. Urutan Keempat sampai ke Sepuluh Partai

4. Trend Partai Pemilu apabila dilaksanakan hari ini

5. Trend Partai Pemilu apabila dilaksanakan hari ini (lanjutan)

6. Pilihan Partai di Jawa dan Luar Jawa

7. Jika Pemilihan Presiden dilakukan hari ini, siapa yang akan dipilih dari nama-nama berikut ?

Sumber : Lembaga Survei Indonesia
Cetak Halaman Ini